Sabtu, 22 Desember 2012

Seharusnya...

Hallo malam. Hallo bulan. Hallo… semua partikel langit malam di angkasa. Sudah beberapa hari ini tak bisa menikmati “cerahnya malam”. Hanya air dari langit yang sekarang lebih suka datang di malam hari. Ada tiga hal yang bisa membawaku ke dalam ruang nostalgia itu (lagi). Tempat itu, lagu itu, dan malam. Hahaha dengan kata lain aku memang masih ada di dalam ruang nostalgia itu. Iya masih di sana. Masih belum bisa pergi… Sedangkan kamu. Disana. Sudah berlari jauh. Mungkin lebih jauh dari yang pernah kukira… Seharusnya sekarang aku sudah pergi jauh dari tempat ini. Pergi jauh, berlari. Bahkan seharusnya aku berlari melewatkanmu. Iya itu seharusnya. Seharusnya. Tapi kenyataannya aku masih di sini. Di sini. Kamu gak lihat? Coba kamu berhenti dari larimu, coba tengok aku. Ya aku tahu, hidup itu seharusnya memang melihat ke depan bukan menengok ke belakang. Sekali lagi, itu SEHARUSNYA. Mungkin aku mulai gila. Hidup melawan arus kenyataan. Tempatku bukan disini. Bukan di tempat lusuh,sempit dan gelap ini. Seharusnya aku keluar dari sini. Tertawa dan tersenyum bersama mereka yang tetap setia dimanapun aku berada. Tapi kenyataannya aku kembali ke tempat ini lagi….