dapet inspirasi untuk nulis tentang ini itu berawal ketika saya lagi main ke kamar temen kosan. Waktu itu baru pulang dari latihan PSM (Paduan Suara Mahasiswa) di universitas yang saya pilih untuk melanjutkan studi saya selama 4 tahun kedepan *amiiin*
Awalnya sih cuma ngomongin tentang ke-perfectionist-an kami sebagai mahasiswa semester 1. Yaaa namanya juga MABA kan, pengen banget IP 3, pengen gak kena SP, pengen lulus cepet, pengen kehadirannya 100% yaaaah begitulah semacamnya.
Lalu teman saya bercerita bahwa dia baru saja membaca note seorang temannya di facebook yang juga seorang mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Di note itu dia bercerita tentang seorang ibu yang terlibat percakapan dengannya. Secara garis besar ibu itu berkata kalau anak SKM hanya bisa bekerja di puskesmas, karena masih ada dokter yang bisa mengobati yang bekerja di rumah sakit.
Agak miris mendengarnya memang. Masih banyak memang yang belum mengetahui apa itu Kesehatan Masyarakat. Dan masih banyak orang yang HANYA mengetahui kalo Sarjana Kesehatan Masyarakat nantinya HANYA BISA menjasi seorang penyuluh kesehatan. Beda dengan seorang dokter yang sekarang diminati oleh masyarakat.
Saya sendiri masih sering menerima pertanyaan
"apa itu FKM?"
"kenapa milih masuk FKM?"
"FKM itu yang nantinya kerja di puskesmas kan? kalo nggak jadi penyuluh gitu?"
"Apa sih bedanya FKM sama Dokter?"
yaaah nggak salah juga sih pernyataan mereka tentang lapangan pekerjaan SKM. Tapi yang saya ingin tekankan di sini adalah bahwa masih banyak lapangan pekerjaan yang bisa didapatkan dari SKM. Coba tanya salah satu kerabat anda yang belajar di Kesehatan Masyarakat.
Saya cuma cukup miris mendengar pernyataan "apa salahnya sih menjadi seorang PublicHealth?"
Sedangkan masih banyak orang yang ingin belajar di Fakultas/Jurusan Kesehatan Masyarakat. Dan setelah kurang lebih satu semester saya menjadi mahasiswi PublicHealth, saya merasa bangga menjadi salah satu orang kesehatan. I'm proud to be PublicHealth-ers :D
Kamis, 19 Januari 2012
Minggu, 01 Januari 2012
Tahun yang Baru
selamat tahun baru semuanyaaaaaa... semoga menjadi pribadi yang lebih baik :)
alhamdulillah malam tahun baru kemarin masihbisa kumpul bersama orangtua tercinta. Malam tahun baru yang spesial menurutku. Kami memang tidak merayakan tahun baru seperti orang-orang yang lain. Aku dan ibuku hanya duduk sambil menonton program di TV. Sedangkan ayahku sedang istirahat diranjangnya. Saat itu kami masih di Rumah Sakit Jakarta, yang beda saat ini ayahku sudah tidak d ruang ICU lagi,melainkan di ruang rawat biasa.
Mungkin malam tahun baru kami tidak terlihat WAH, tapi di dalam lubuk hatiku, tahun baru kemarin adalah tahun baru paling indah. Ayah ku masih berkumpul bersama kami. Mengingat kondisinya 2 minggu lalu yang membuatku pulang ke Jakarta. Yah Alhamdulillah Allah masih memberikan kesehatan buat keluargaku.
Disaat perayaan tahun baru mulai, ibu memanggilku untuk melihat kembang api dari jendela rumah sakit. kebetulan Rumah Sakit Jakarta terletak di Sudirman, tidak jauh dari bundaran HI dan Monas. Langit Jakarta saat itu terang sekali. Aku hanya tersenyum lalu kembali melihat keadaan ayahku. Rasanya aku ingin berkata "bersyukurlah kalian masih bisa berteriak,meniup terompet dan bermain kembang api di malam ini. Kalian tahu kalu di sini masih banyak orang yang nggak bisa merayakannya" :D
Esoknya, di hari pertama di tahun baru, aku malah harus kembali ke Semarang, kota dimana aku menimba ilmu. Sedih rasanya harus berpisah jarak beratus-ratus kilometer lagi dengan orang tua dan keluarga. Dan sore ini,aku sudah di perantauanku. Dan besok aku haru berkelut dengan soal-soal UAS. Ayah,Ibu... aku masih rindu kalian. Biasanya setiap aku kembali ke Semarang kalian selalu menemani.
Rasanya ingin pulang lagi ke Jakarta, tapi aku masih punya tanggung jawab di sini. Masih banyak tanggung jawab yang harus kuselesaikan. Ayah,Ibu... doakan aku ya agar aku bisa segera berkumpul kembali bersama kalian.
alhamdulillah malam tahun baru kemarin masihbisa kumpul bersama orangtua tercinta. Malam tahun baru yang spesial menurutku. Kami memang tidak merayakan tahun baru seperti orang-orang yang lain. Aku dan ibuku hanya duduk sambil menonton program di TV. Sedangkan ayahku sedang istirahat diranjangnya. Saat itu kami masih di Rumah Sakit Jakarta, yang beda saat ini ayahku sudah tidak d ruang ICU lagi,melainkan di ruang rawat biasa.
Mungkin malam tahun baru kami tidak terlihat WAH, tapi di dalam lubuk hatiku, tahun baru kemarin adalah tahun baru paling indah. Ayah ku masih berkumpul bersama kami. Mengingat kondisinya 2 minggu lalu yang membuatku pulang ke Jakarta. Yah Alhamdulillah Allah masih memberikan kesehatan buat keluargaku.
Disaat perayaan tahun baru mulai, ibu memanggilku untuk melihat kembang api dari jendela rumah sakit. kebetulan Rumah Sakit Jakarta terletak di Sudirman, tidak jauh dari bundaran HI dan Monas. Langit Jakarta saat itu terang sekali. Aku hanya tersenyum lalu kembali melihat keadaan ayahku. Rasanya aku ingin berkata "bersyukurlah kalian masih bisa berteriak,meniup terompet dan bermain kembang api di malam ini. Kalian tahu kalu di sini masih banyak orang yang nggak bisa merayakannya" :D
Esoknya, di hari pertama di tahun baru, aku malah harus kembali ke Semarang, kota dimana aku menimba ilmu. Sedih rasanya harus berpisah jarak beratus-ratus kilometer lagi dengan orang tua dan keluarga. Dan sore ini,aku sudah di perantauanku. Dan besok aku haru berkelut dengan soal-soal UAS. Ayah,Ibu... aku masih rindu kalian. Biasanya setiap aku kembali ke Semarang kalian selalu menemani.
Rasanya ingin pulang lagi ke Jakarta, tapi aku masih punya tanggung jawab di sini. Masih banyak tanggung jawab yang harus kuselesaikan. Ayah,Ibu... doakan aku ya agar aku bisa segera berkumpul kembali bersama kalian.
Langganan:
Postingan (Atom)